Truk Besar Menumpuk di Pantura

Larangan kendaraan berat melintas di jalur tengah pada siang hari tidak sepenuhnya dipatuhi sopir.
PELARANGAN truk angkutan be rat melintas di jalur tengah pada siang hari terkait dengan perbaik an Jembatan Comal, Pemalang, Jawa Tengah, menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan berat di sejumlah kantong parkir di jalur pantai utara (pantura).

Truk gandeng juga trailer dua sumbu berderet hampir sepanjang 1 kilometer.Pemandangan semacam itu bisa dijumpai di ruas jalur pantura Desa Klampok hingga Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.

“Saya mohon kebijakan larangan melintas pada siang hari ditinjau lagi karena sangat merugikan para sopir,“ kata Daryono, 58, sopir truk yang sedang parkir di ruas jalur pantura Desa Klampok, kemarin.

Dia mengusulkan lebih baik truk-truk yang melintas di jalur tengah digilir.Contohnya pada siang hari yang boleh melintas hanya truk dari pantura yang akan menuju Purwokerto, sedangkan pada malam hari hanya untuk truk dari Purwokerto menuju pantura.

Dirjen Angkutan Darat Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan peraturan berupa larangan bagi kendaraan berat atau truk sumbu dua melintasi jalur tengah mulai 1 September pada pagi hingga sore hari. Kendaraan berat hanya boleh melintas mulai pukul 21.00 hingga 05.00 WIB.

Pada awalnya banyak sopir truk sengaja melintas di jalur tengah pada siang hari. Belakangan polisi mulai bertindak tegas menilang kendaraan berat yang membandel.Tetap beroperasi Sebaliknya kendaraan berat dari arah Purwokerto, Kabupaten Banyumas, tetap nekat beroperasi dengan melintasi jalur tengah pada siang hari. Kepala Satlantas Polres Banyumas Ajun Komisaris Irham Kustarto mengatakan pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan ketentuan Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat tersebut.

“Namun tentunya kami tidak bisa kerja sendiri, harus kerja sama dengan polres tetangga seperti Bebres, Tegal, Slawi, Banjarnegara, dan Kebumen. Kalau kendaraan-kendaraan itu lolos dari arah pantura, kami tetap kandangkan bila masuk Banyumas,“ ujarnya.

Ia mengakui masih ada kendaraan berat yang lolos dan beroperasi di jalur tengah pada siang hari karena keterbatasan kantong parkir. Selain itu, banyak sopir enggan melintasi jalur selatan karena medannya terlalu berat, terutama di daerah Gentong dan Nagrek, Jawa Barat.

Pada bagian lain, perbaikan jalan rusak di Jawa Timur hingga kini belum tuntas.Sampai sekarang jalan rusak di Jatim masih sekitar 14,7%. “Ini relatif berkurang ketimbang tahun lalu yang mencapai 20%,“ kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Surabaya, kemarin.

Lambatnya penanganan perbaikan jalan itu disebabkan masalah teknis penanganan. Awalnya perbaikan jalan ditangani Pemprov Jatim, tetapi kemudian diambil alih pemerintah pusat.
Dia memberikan contoh untuk perbaikan jalan di Tanjung Bumi, Madura, sudah diambil alih pemerintah pusat.“Maunya kita take over, tetapi kesulitan, ya tidak apa-apa kalau mau diambil alih,“ ujarnya. Pemprov Jatim kini berupaya keras menyelesaikan jalan yang rusak tersebut sebelum memasuki masa penghujan. Soekarwo tidak memerinci daerah mana saja yang jalannya mengalami kerusakan. Namun, dia menyebutkan semua daerah memiliki jalan rusak dengan kuantitas berbeda-beda. (FL/Ant/N-3) Media Indonesia, 11/9/2014, hal 12

0 komentar:

Posting Komentar